Review : Warning: Do Not Play (2019)

Oleh Febrian Issana

Kata Febri 7/10
Sepertinya cerita ini terinspirasi dari kisah klasik J-horror seperti Ringu (atau The Ring versi Hollywood) dan The Grudge, di mana objek terkutuk (dalam hal ini, sebuah film) menyebar kengerian.
Plotnya dibagi menjadi tiga babak yang jelas, tapi justru di sinilah kekuatannya dan kelemahannya bersatu. Babak pertama (setup) adalah yang paling kuat kareba penuh misteri dan ketegangan dengan tempo yabg lambat. Mi-jung sebagai karakter utama langsung relatable karena dia bukan hero yang super berani ala Hollywood, tapi wanita rapuh dengan masa lalu yang penuh traumatis (percobaan bunuh diri yang membuatnya mirip dengan Jae-hyun). Penyelidikannya terasa seperti thriller detektif, dengan elemen urban legend yang dibangun lewat obrolan di bar mahasiswa film atau forum online, nerasa penasaran “Apa isi film hantu itu sebenarnya?”
Saat memasuki babak kedua, cerita bergeser ke elemen supernatural. Di sini, film mulai bermain dengan persepsi penonton yakni dengan footage found dari film asli disisipkan dengan gaya grainy dan shaky cam, kontras dengan sinematografi utama yang sleek dan berwarna (merah vibrant untuk darah, biru minty untuk suasana dingin). Ini menciptakan ilusi bahwa hantu Soon-mi (aktris yang mati tragis saat syuting) sedang “mengawasi” Mi-jung. Tema voyeurism (mengintip melalui kamera) menjadi pusat dan kamera bukan lagi alat kreatif, tapi senjata yang melindungi sekaligus membahayakan. Mi-jung sering merekam dirinya sendiri, mirip seperti exorcist yang menggunakan salib, tapi di sini, kamera justru menjadi “crucifix” yang gagal.
Sayangnya, babak ketiga yang menjadi klimaks di teater kosong terasa terburu-buru dan membingungkan. Twist-nya cerdas (ada elemen time-loop dan paralel antara Mi-jung dan kru film lama), tapi pacing-nya terlalu cepat, bergantung pada jump scare murahan dan gore yang standar (mata melotot, darah berceceran.

Sinopsis :
Park Mi-jung (Seo Ye-ji) adalah seorang sutradara muda yang sedang mengalami writer’s block parah. Sudah delapan tahun dia bergulat dengan proyek film horornya, tapi ide-ide yang keluar selalu terasa hambar dan klise. Tekanan dari produser semakin memburu: script harus selesai dalam dua minggu, atau proyeknya dibatalkan. Suatu hari, Mi-jung mendengar rumor dari temannya, Joon-seo (Ji Yoon-ho), tentang sebuah film tesis mahasiswa yang dilarang tayang. Film itu konon dibuat oleh hantu, menyebabkan penontonnya panik massal, bahkan ada yang tewas karena serangan jantung

 

Anda mungkin juga menyukai

Tinggalkan Komentar

POWERED BY

Kata mereka Media interaktif citizen journalism

sebagai cover bothside dalam perubahan

ekonomi politik bisnis lebih baik bersama

komunitas.

Community :

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menampilkan konten yang relevan, serta menganalisis lalu lintas situs. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie sesuai dengan kebijakan privasi kami. Accept Read More