Kata Febri 7/10
Svaha menawarkan cerita yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pikiran. Film ini dengan berani mengeksplorasi tema-tema berat seperti fanatisme agama, manipulasi kepercayaan, dan ambiguitas moral tanpa terasa menghakimi. Setiap petunjuk dalam cerita dirancang untuk membuat terus bertanya-tanya, dan klimaksnya memberikan jawaban yang memuaskan sekaligus mengejutkan. Penggunaan simbolisme, seperti angka enam atau referensi mitologi Timur, menambah kedalaman narasi.
Film ini tidak hanya sekadar thriller, tetapi juga sebuah refleksi tentang agama dan moralitas. Mengajak penonton untuk mempertanyakan apa yang membuat sebuah kepercayaan dianggap “benar” atau “sesat”. Dengan mengambil inspirasi dari agama Buddha, Kristen, dan mitologi lokal Korea, film ini berhasil menyampaikan pesan universal tentang bahaya fanatisme dan pentingnya memahami kebenaran di balik dogma
Meski begitu ada beberapa kekurangan bagi sebagian penonton seperti bagian awal film mungkin terasa agak lambat bagi penonton yang mengharapkan aksi cepat. Penyusunan cerita membutuhkan waktu untuk membangun konteks, yang mungkin menguji kesabaran sebagian audiens.
Bagi penonton yang tidak terbiasa dengan mitologi Buddha atau simbolisme agama, beberapa elemen cerita mungkin sulit dipahami tanpa penjelasan tambahan. Meskipun ending-nya memuaskan secara emosional, beberapa pertanyaan tetap tidak terjawab, yang mungkin membuat sebagian penonton merasa kurang puas.
Sinopsis :
Pastor Park (Lee Jung-jae), seorang pendeta yang bekerja untuk mengungkap kelompok-kelompok agama yang dianggap sesat. Ketika ia menyelidiki sebuah sekte misterius bernama Deer Mount, ia terseret ke dalam serangkaian peristiwa gelap yang melibatkan pembunuhan, ritual okultisme, dan seorang gadis remaja bernama Geum-hwa (Lee Jae-in) yang tampaknya memiliki kaitan dengan semua kejadian tersebut. Bersamaan dengan itu, seorang detektif polisi (Choi Il-hwa) juga menyelidiki kasus pembunuhan yang ternyata terhubung dengan penyelidikan Pastor Park.
