Review : Palm Springs (2020)

Kata Febri 8/10

Komedi Romansa Time-Loop yang Segar dan Menghibur.

Meskipun konsep time-loop bukanlah hal yang baru, namun Palm Springs berhasil membedakan dirinya dengan pendekatan yang lebih modern dan berlapis. Film ini tidak hanya fokus pada satu karakter yang terjebak, tetapi memperkenalkan dinamika dua orang yang berbagi pengalaman ini. Interaksi antara Nyles dan Sarah memberikan perspektif ganda yang membuat cerita terasa lebih dinamis. Penambahan elemen-elemen tak terduga, seperti subplot dengan karakter pendukung (misalnya, Roy yang diperankan oleh J.K. Simmons), membuat plot tetap mengejutkan dan menghibur.

Palm Springs penuh dengan humor yang mengalir dengan baik, mulai dari lelucon ringan hingga komedi gelap yang tak terduga. Film ini tidak takut untuk bermain dengan absurditas situasi time-loop, seperti Nyles yang mencoba berbagai cara konyol untuk “menikmati” harinya atau Sarah yang bereksperimen dengan solusi kreatif. Namun, humor ini tidak pernah terasa berlebihan atau murahan, karena diimbangi dengan momen-momen introspektif yang membuat berpikir.

Di balik komedinya, Palm Springs mengeksplorasi tema-tema seperti eksistensialisme, makna hidup, dan pentingnya hubungan antarmanusia. Film ini mengajukan pertanyaan: Bagaimana kita menemukan kebahagiaan dalam rutinitas yang monoton? Bagaimana kita menghadapi ketidakpastian dalam hidup? Melalui perjalanan Nyles dan Sarah, film ini menawarkan pandangan optimis namun realistis tentang cinta dan penerimaan diri, tanpa terasa klise atau dipaksakan.

 

Sinopsis :

Nyles adalah seorang pria yang tampak santai namun terjebak dalam lingkaran waktu (time-loop) di sebuah pernikahan di Palm Springs, California. Setiap hari, ia mengulang hari yang sama, menghadiri pernikahan yang sama, dan mencoba menemukan makna dalam situasi yang tampaknya tak ada habisnya. Ketika Sarah, seorang tamu pernikahan, secara tidak sengaja terseret ke dalam lingkaran waktu yang sama, keduanya mulai menjalani petualangan absurd, lucu, dan akhirnya romantis, sambil mencari cara untuk keluar dari situasi ini

 

 

 

 

Berita terkait

Review : Frankenstein (2025)

Film Camp Sineas Jatim 2025, “Next Level Storytelling” yang Menyalakan Semangat Baru Perfilman Jawa Timur

Review : Guillermo del Toro’s Cabinet of Curiosities (2022)

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menampilkan konten yang relevan, serta menganalisis lalu lintas situs. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie sesuai dengan kebijakan privasi kami. Read More