Review : Dead Talents Society (2024)

Oleh Febrian Issana

Kata Febri 7/10

Ajang pencarian bakat alat Indonesian Got Talent dan Indonesian Idol sebenarnya bisa diterapkan ke genre horror sekaligus komedi. Dead Talent Society, ditulis dan disutradarai John Hsu, memnbuktikan hal tersebut tidaklah mustahil. Hadir sebagai percampuran komedi, horror, drama kematian. Tema utamanya ngena banget di era medsos sekarang: hantu-hantu ini harus “viral” biar eksis, mirip influencer yang struggle cari like. Ini satire tajam soal komodifikasi ketakutan dan tekanan jadi “spesial”.

Cerita horror original yang menarik. Walau konsep persaingan para hantu untuk menjadi yang terseram sedikit banyak mengingatkan dengan cerita dari Monster Inc-nya Pixar, film ini memiliki keunikannya sendiri dalam bercanda dan bercerita soal upaya para makhluk halus untuk bisa eksis dan hidup beriringan baik di dunia nyata maupun di alam gaib.,

Castnya solid banget, chemistry antara pemain seperti keluarga beneran. Gingle Wang sebagai The Rookie adalah bintangnya, dia bawa nuansa polos tapi rapuh yang bikin iba dari awal. Sandrine Pinna sebagai Catherine? Ikonik! Dingin, sadis, tapi deep down penuh luka, performa yang bikin kasihan sekaligus takjub. Chen Bolin sebagai agen karismatik nambahin energi fun, sementara Eleven Yao sebagai Jessica bawa vibe rivalitas yang bikin plot makin hidup. Kru pendukung seperti Bai Bai dan Soso Tseng? Mereka yang bikin film ini terasa hidup, jadi setiap hantu punya backstory unik.

 

Sinopsis :

Kisah seorang hantu pemula bernama Cho Hsiao-lei, yang akrab dipanggil The Rookie.

Setelah kematiannya yang tidak begitu menarik, ia mendapati dirinya berada di dunia arwah yang sangat mirip dengan dunia manusia.

Di sana, para hantu memiliki kehidupan sendiri, lengkap dengan media sosial, acara televisi, bahkan kontrak iklan dengan produk-produk unik.

Namun, ada satu peraturan penting yaitu setiap hantu harus memiliki haunting license agar bisa tetap eksis di dunia arwah.

 

 

 

 

 

Anda mungkin juga menyukai

Tinggalkan Komentar

POWERED BY

Kata mereka Media interaktif citizen journalism

sebagai cover bothside dalam perubahan

ekonomi politik bisnis lebih baik bersama

komunitas.

Community :

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menampilkan konten yang relevan, serta menganalisis lalu lintas situs. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie sesuai dengan kebijakan privasi kami. Accept Read More