Review : Nine Lives (2016)

Kata Febri 7/10

Pada dasarnya, film ini mengangkat isu relevan yang banyak dialami masyarakat modern: kesibukan profesional vs kedekatan emosional dalam keluarga. Transformasi Tom menjadi kucing memaksa dirinya menyaksikan apa yang selama ini ia abaikan — perhatian, pelukan, dan waktu yang tak bisa dibeli meski dengan setumpuk kesuksesan.

Selain alur cerita yang menarik, film ini juga memiliki daya tarik lain, yaitu pemerannya yang merupakan aktor dan aktris terkenal, Kevin Spacey dan Jennifer Garner.Keduanya merupakan aktor dan aktris Hollywood ternama yang telah bermain di banyak judul film. Keduanya sama-sama telah berhasil memenangkan banyak penghargaan, seperti Spacey yang berhasil masuk sebagai nominasi di penghargaan Grammy dan Garner yang berhasil memenangkan banyak piala di ajang penghargaan, seperti Golden Globe dan Emmy Awards. Kevin Spacey memberikan performa vokal yang tajam, sarkastik, dan komikal, sehingga penonton tetap dapat merasakan karakter Tom meski tidak muncul secara fisik di sepanjang film. Jennifer Garner tampil stabil sebagai istri yang mencoba menjaga keluarga tetap utuh, sementara Christopher Walken memberikan sentuhan magis yang eksentrik khas karakternya

Dari film Nine Lives ini kita dapat belajar mengenai pentingnya membagi waktu untuk keluarga. Sesibuk apapun, menyediakan waktu bersama keluarga sangat penting untuk dilakukan karena dapat mempererat keharmonisan keluarga. Overall film ini cocok ditonton bersama keluarga.

 

Sinopsis :

Tom Brand adalah seorang pengusaha sukses, ambisius, dan hampir selalu mengutamakan pekerjaan dibanding keluarganya. Di tengah kesibukannya membangun gedung pencakar langit baru sebagai simbol kejayaan, ia mengabaikan permintaan-permintaan sederhana dari putrinya, Rebecca, yang hanya ingin mendapatkan perhatian dan kedekatan seorang ayah.

Menjelang ulang tahun Rebecca, Tom memutuskan membelikan seekor kucing dari sebuah toko hewan misterius milik Felix Perkins. Namun, tak lama setelah itu, Tom mengalami kecelakaan tragis yang membuat tubuhnya koma, sementara jiwanya terjebak dalam tubuh kucing hadiah tersebut: Mr. Fuzzypants.

 

Berita terkait

Review : Frankenstein (2025)

Film Camp Sineas Jatim 2025, “Next Level Storytelling” yang Menyalakan Semangat Baru Perfilman Jawa Timur

Review : Guillermo del Toro’s Cabinet of Curiosities (2022)

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menampilkan konten yang relevan, serta menganalisis lalu lintas situs. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie sesuai dengan kebijakan privasi kami. Read More