Kata Febri 7/10
Ada yang bagus, ada yang bagus banget dan ada yang biasa aja. Serial antologi delapan episode di Netflix, menjadi ruang bermain bagi del Toro untuk mempersembahkan “lemari keanehan” miliknya yaitubkumpulan cerita yang masing-masing berdiri sendiri namun dipersatukan oleh ciri khas horor yang tak sekadar menakut-nakuti, tetapi mengajak merenung tentang manusia.
Serial ini menghadirkan del Toro sebagai pemandu, memperkenalkan setiap episode layaknya kurator museum. Ia membuka pintu, mempersilakan penonton masuk, lalu menutupnya kembali setelah semuanya selesai, menyisakan sensasi seperti baru keluar dari pameran yang aneh, indah, dan sedikit mengguncang mental.
Isi Lemari terdiri dari delapan kisah, delapan ketakutan. Masing-masing episode menangani ketakutan yang berbeda, dari yang bersifat kosmik hingga psikologis. Namun hampir semuanya memiliki satu tema besar: ambisi manusia yang membuka pintu bagi kengerian tak terduga.
Tentu favorit saya ada di episode 2 berjudul Graveyard Rats Petualangan mencekam di bawah tanah. Tentang pencuri makam yang terjebak di lorong tikus raksasa. Episode ini seperti dongeng gelap yang diseret ke jurang claustrophobia yang intens.
Sinopsis :
Setiap episode menghadirkan karakter yang berurusan dengan hal-hal yang seharusnya tidak mereka buka:
seorang pria serakah yang menemukan rahasia okultisme berbahaya di sebuah unit penyimpanan, seorang pencuri makam yang terperangkap dalam labirin tikus raksasa,
seorang koroner yang menghadapi entitas asing yang menjadikan tubuh manusia sebagai wadah, seorang wanita yang terobsesi menjadi “cantik” hingga tubuhnya berubah grotesk,
seorang pelukis yang karyanya mengandung kegelapan supernatural, sekelompok orang kaya yang menyaksikan fenomena kosmik tak terjelaskan, seorang pria yang menembus dunia lain demi mencari saudara kembarnya, serta sepasang ilmuwan yang dihantui oleh trauma masa lalu dalam sebuah rumah penuh burung misterius.