
Kata Febri : 7/10
Cerita yang unik bahkan tanpa dialog sedikitpin murni hanya bahasa hewan. Hewan-hewan di film ini cenderung berperilaku seperti hewan di dunia nyata, walau mungkin tidak sepenuhnya juga contoh ketika si burung bertindak bak nahkoda yang bisa menyetir perahu misalnya.
Tidak hanya kisahnya yang unik, namun demikian pula pendekatan visualnya. Capaian animasinya didominasi warna yang lembut dengan penggambaran karakter yang natural, tidak dilebih-lebihkan seperti film animasi lazimnya. Satu teknik yang mencuri perhatian adalah pergerakan kameranya yang dinamis dan tak terputus, sering kali mengikuti sosok sang kucing dengan ragam perspektif sudut pengambilan. Beberapa kali mata kamera mengikuti pergerakan sang kucing di bawah air hingga ke permukaan tanpa terputus.
Jika ditilik lebih lanjut, Flow sejatinya adalah kisah coming-of-age. Serupa manusia, si kucing hitam mengalami pendewasaan tatkala ia dipaksa pergi dari zona nyaman. Dia melangkah pergi dari kamar kecil tempatnya menyepi, berinteraksi dengan beraneka spesies hewan, menghadapi banyak bahaya sembari mempelajari ilmu baru, dan mendapati bahwa ternyata ia bisa berenang dan takkan semudah itu ditenggelamkan, baik oleh terjangan banjir atau arus kehidupan.
Film ini sejatinya bukan dikhususkan untuk anak-anak dan juga buat dewasapun mungkin susah untuk mencernanya, tapi yang pasti untuk pecinta kucing film ini sangat recomended.
Sinopsis :
Seekor kucing hitam yang hidup menyendiri di sebuah rumah kosong, yang menilik benda-benda di dalamnya, kemungkinan sempat dihuni oleh seniman. Ketika banjir bandang yang menenggelamkan seisi dunia datang, si kucing terpaksa keluar melintasi alam liar supaya bisa bertahan hidup.