Kata Febri : 8/10
Menghadirkan dua bintang besar, Pedro Pascal dan Denzel Washington, Gladiator II menjadi lebih berwarna dan mendalam. Kedua aktor ini memberikan karakter mereka sebuah karisma yang membuat cerita lebih dinamis. Dengan plot yang familiar namun penuh dengan aksi intens, Gladiator II menawarkan petualangan yang memperkaya dunia Romawi yang penuh drama dan kekejaman.
Sebagai bintang utama, Paul Mescal memang belum memiliki karisma seperti Russell Crowe, namun cakupan emosinya lebih luas, membuat Lucius tetap menjadi penerus yang layak bagi Maximus. Namun tiada yang lebih memikat daripada Denzel Washington. Sosoknya yang flamboyan namun berwibawa di tiap kemunculannya lewat gerak-gerik sederhana. Langkahnya menampakkan kepercayaan diri, seolah Kerajaan Roma telah berada di bawah cengkeramannya. Malah sepertinya ini menjadi filmnya Danzel, karena lebih banyak tampil ketimbang Pedro Pascal ataupun Paul Mescal.
Peran besar Lucius seperti menggenapkan ramalan bahwa Roma akan kembali kepada rakyat setelah pemberontakan dari para gladiator. Pasca era Maximus, diceritakan bahwa Roma kembali dipimpin oleh tirani kembar, yaitu Geta dan Caracalla. Sejatinya, si kembar ini enggak tirani banget, tapi lebih ke anak-anak yang terlalu dini untuk memimpin sebuah negara. Tidak diperlihatkan seberapa tiraninya mereka sampai harus digulingkan. Malah tidak menerapkan pajak 12% ataupun melindungi koruptor, hanya suka pesta dan hiburan khususnya olahraga Gladiator.
Sinopsis :
Pria bernama Hanno (Paul Mescal) di Numidia, yang menjadi target terkini invasi pasukan Roma yang dipimpin oleh Marcus Acacius (Pedro Pascal). Kedua pihak bertempur, Numudia berhasil ditaklukkan, dan Hanno yang kehilangan sang istri dalam peperangan pun ditangkap untuk dijadikan budak. Hanno menyembunyikan sebuah rahasia besar.