Kata Febri : 7/10
Berangkat dari isu-isu yang cukup berkesinambungan sama apa yang kerap hadir di tengah masyarakat. Contohnya seperti rebutan warisan, gosip-gosip soal penggunaan ilmu hitam, pegangan berupa khodam, santet, sampai lelaki yang doyan kawin. Sering banget ditemukan keluarga yang kelihatannya hidupnya enak, tetapi sebetulnya rapuh di dalam.
Ceritanya bisa ditebak dengan mudah dari awal siapa pelakunya namun motifnya yang ternyata salah tebak karena awalnya hanya condong kemasalah perebutan warisan dan ternyata ada plot twist yang akan disajikan. Hal ini menjadi gampang ditebak karena ambiguitas identitas sikarakter Indah (Claresta Taufan Kusumarina), yang sebelum babak ketiga terasa kurang jelas apa dan siapa.
Sakaratul Maut tergolong horor lokal yang solid, hanya saja kepuasan yang dihadirkan belum maksimal. Keunggulan dan kekurangannya saling berkejar-kejaran. Kesan tersebut nampak betul di endingnya, tatkala caranya memanfaatkan denah rumah di adegan kejar-kejaran cukup memancing decak kagum, namun kurang jelasnya rules perihal aspek mistisnya terasa mengganggu.
Oia pasti banyak yang kelewat penampilan Arei Keriting di film ini. Tentu saja ikut nimbrung mesti sekilas karena tokoh utamanya, Indah Permatasari adalah Istrinya.
Sinopsis :
mengisahkan kehidupan Pak Wiryo dan Bu Wiryo, pasangan suami istri terhormat di Desa Umbul Krida. Kehidupan bahagia mereka berubah drastis setelah kecelakaan lalu lintas tragis yang merenggut nyawa Bu Wiryo dan mengirim Pak Wiryo dalam koma. Anak bungsu mereka, Retno, memutuskan untuk menunda keberangkatannya ke Surabaya untuk merawat ayahnya bersama kakaknya, Wati. Namun, situasi menjadi semakin rumit ketika konflik timbul antara Wati dan Tarjo, adik tirinya dari pernikahan kedua Pak Wiryo, terkait masalah warisan