KATAMEREKA: SIDOARJO, Produsen Tahu di Desa Tropodo sempat menjadi viral beberapa waktu lalu, lantaran dalam proses produksinya mereka menggunakan limbah sampah plastik. Bukan rahasia lagi, para pengusaha tahu di sana seolah menutup mata, tetap setia membakar limbah plastik demi menyalakan tungku produksi. Padahal, aroma asap hitamnya tak hanya mengotori udara, tapi juga diam-diam mengancam kesehatan warga sekitar dengan bayang-bayang ISPA hingga kanker kulit.
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa praktik membakar limbah plastik ini jadi momok serius bagi lingkungan dan kesehatan warga. Deputi Penegakan Hukum KLHK, Irjen Pol Rizal Irawan, terang-terangan mengatakan kesabarannya sudah habis. Surat edaran? Peringatan? Lewat semua, “Kualitas udara di sekitar pabrik sudah masuk kategori tidak sehat,” tegas Rizal, Sabtu (14/6) sore lalu.
Bayangkan saja, kadar partikulat dan karbon monoksida di udara sudah meroket jauh di atas ambang batas. Ini bukan cuma soal polusi biasa, tapi alarm bahaya bagi paru-paru dan kulit warga. “Mulai hari ini, kami terapkan Pasal 98 UU Lingkungan Hidup, ini bukan lagi kelalaian, tapi kesengajaan mencemari lingkungan,” gertak Rizal. Ancamannya tak main-main: tak hanya pabrik nakal yang bakal disegel, para pemasok limbah plastik pun terancam diringkus. Polresta Sidoarjo sendiri siap pasang badan, siapapun yang nekat, siap-siap berurusan dengan hukum.

Di tengah ketegangan ini, secercah harapan datang dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Ia tak ingin masalah ini terus berlarut. “Kami dari pemerintah tengah berusaha keras untuk merencanakan pembangunan jaringan pipa gas yang akan langsung terhubung ke lokasi pabrik-pabrik tahu, agar pelaku usaha bisa beralih ke energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” jelas Emil.
Bupati Sidoarjo, Subandi, pun tak mau kalah mendukung. Ia siap menggelontorkan subsidi biaya pemasangan pipa gas untuk para pengusaha tahu. “Kami paham kondisi UMKM, karena itu kami akan bantu biaya pemasangan agar operasional tetap jalan, tapi dengan energi yang aman bagi lingkungan,” pungkas Subandi.

Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Bupati Sidoarjo Subandi dan Irjen Pol Rizal Irawan saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Desa Tropodo
Ini bukan sekadar janji manis. Ini adalah peluang emas bagi para pengusaha tahu Desa Tropodo untuk bertransformasi. Meninggalkan kebiasaan usang yang merugikan, beralih ke energi yang lebih bersih, dan ikut serta menjaga kesehatan lingkungan serta masyarakat.
Toh, tahu nikmat tidak harus dihasilkan dari kepulan asap beracun, kan? Mari berharap, aroma tahu Tropodo ke depan akan seharum komitmen mereka menjaga bumi.