KATA MEREKA: SURABAYA, Kemacetan lalu lintas masih menjadi momok bagi warga Surabaya, terutama di jam-jam sibuk. Menanggapi permasalahan ini, sekelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya. mengambil inisiatif untuk mengampanyekan gerakan berbagi kendaraan atau carpooling dan bikepooling. Kampanye ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi volume kendaraan di jalan raya dan pada akhirnya mengatasi kemacetan.
Gerakan ini dimulai dengan serangkaian kegiatan sosialisasi di beberapa titik strategis, seperti kampus-kampus besar, pusat perbelanjaan, dan area perkantoran. Para mahasiswa ini aktif menyebarkan pamflet, memasang poster informatif, serta berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk menjelaskan manfaat dari berbagi kendaraan.
“Kami melihat bahwa banyak sekali kendaraan yang hanya diisi oleh satu orang saja, terutama saat berangkat dan pulang kerja atau kuliah. Padahal, jika kita bisa berbagi, misalnya dengan teman yang satu arah, itu akan sangat membantu mengurangi jumlah mobil atau motor di jalan,” ujar Doni Rahardian, koordinator kampanye dari Universitas Airlangga.
Selain sosialisasi di lapangan, para mahasiswa juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana utama untuk menyebarkan pesan kampanye mereka. Dengan tagar #SurabayaTanpaMacet dan #BerbagiItuKeren, mereka mengajak warganet untuk bergabung dalam diskusi, berbagi pengalaman, dan bahkan menawarkan atau mencari teman berbagi kendaraan.
“Kami juga berencana untuk mengembangkan platform digital sederhana atau grup komunitas yang bisa memfasilitasi pertemuan antara orang-orang yang ingin berbagi kendaraan. Ini bisa dimulai dari komunitas kecil di lingkungan kampus atau perumahan,” tambah Maria Santoso, mahasiswi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang turut aktif dalam gerakan ini.
Respon dari masyarakat sejauh ini cukup positif. Beberapa warga mengaku tertarik dengan ide ini dan menyadari potensi penghematan biaya bahan bakar serta waktu perjalanan yang bisa didapatkan. “Saya sering sekali terjebak macet. Ide berbagi kendaraan ini menarik, apalagi kalau bisa sekalian hemat bensin,” kata Budi, seorang karyawan swasta di Surabaya.
Gerakan ini diharapkan tidak hanya menjadi kampanye sesaat, tetapi dapat tumbuh menjadi kebiasaan baru di kalangan masyarakat Surabaya. Para mahasiswa berharap pemerintah kota dan pihak terkait lainnya dapat mendukung inisiatif ini dengan menyediakan fasilitas pendukung atau insentif bagi para pelaku berbagi kendaraan.
Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran bersama, mahasiswa Surabaya percaya bahwa permasalahan kemacetan dapat diatasi secara bertahap, mewujudkan Surabaya sebagai kota yang lebih tertib dan nyaman bagi seluruh warganya.