Kisah Pilu Raya: Kemiskinan dan Kelalaian Diduga Jadi Penyebab Kematian

Oleh Sifa

KATA MEREKA: SUKABUMI, Kisah pilu seorang balita bernama Raya (3), yang meninggal akibat infeksi cacing gelang (askariasis) parah, menjadi sorotan tajam dan menimbulkan polemik antara pihak keluarga, relawan, dan pemerintah setempat. Balita dari keluarga kurang mampu di Kampung Rawa Buntung, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, ini menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (20/8) setelah berjuang melawan penyakit yang sudah merenggut nyawanya.

Kasus ini menjadi viral setelah sebuah video yang merekam kondisi Raya, yang sudah tak sadarkan diri, beredar di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat cacing-cacing hidup keluar dari hidung dan mulutnya, menunjukkan parahnya infeksi yang telah menjalar ke seluruh organ vital.

Menurut Cucu (45), paman korban, Raya sudah mengalami gejala sakit parah selama beberapa bulan terakhir. “Badannya kurus, perutnya buncit, dan dia sering muntah-muntah. Kami sudah bawa ke klinik, katanya TBC, tapi tidak ada perubahan,” ungkap Cucu dengan mata berkaca-kaca.

Keluarga Raya hidup dalam kemiskinan ekstrem. Ayahnya, Aris (40), diketahui menderita TBC, dan ibunya, Wati (35), memiliki gangguan jiwa. Mereka tinggal di gubuk reyot yang berdekatan dengan kandang ayam. “Kami tidak punya uang untuk bawa dia ke rumah sakit yang lebih besar. Kami juga tidak punya BPJS,” tambah Cucu, menjelaskan dilema yang mereka hadapi.

Pihak keluarga dan relawan menuding adanya kelalaian dari pemerintah desa dalam memberikan pendampingan kesehatan. Ida (50), seorang relawan yang membantu mengurus jenazah Raya, mengatakan bahwa kondisi keluarga ini seharusnya sudah terdeteksi sejak lama. “Ini bukan kasus baru. Seharusnya ada program pemerintah untuk mendeteksi dan membantu warga miskin seperti mereka,” tegas Ida.

Tudingan ini langsung dibantah oleh Kepala Desa Benda, Sutrisno (55). “Kami sudah berupaya membantu. Kami sudah mengusulkan mereka untuk mendapatkan bantuan sosial, termasuk program BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran),” ujar Sutrisno saat dihubungi. Ia menambahkan bahwa lambatnya proses pengurusan BPJS disebabkan oleh kendala data dan birokrasi yang kompleks.

Sementara itu, Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, menyatakan keprihatinannya dan berjanji akan melakukan investigasi mendalam terkait kasus ini. “Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Kami akan bentuk tim khusus untuk memeriksa apakah ada kelalaian dari perangkat desa. Jika terbukti, kami akan berikan sanksi tegas,” kata Marwan dalam konferensi pers.

Marwan juga mengimbau seluruh masyarakat untuk lebih proaktif dalam melaporkan kondisi kesehatan warga kurang mampu di sekitarnya. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Peran serta masyarakat sangat penting untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali,” tambahnya.

Kasus Raya menjadi peringatan keras bagi seluruh pihak mengenai bahaya cacingan, terutama pada anak-anak. Menurut dr. Rahmawati Sp.A., seorang dokter spesialis anak, infeksi cacing pada kasus Raya sudah sangat parah. “Askariasis, jika tidak ditangani, bisa menyebabkan malnutrisi, gangguan pertumbuhan, bahkan penyumbatan usus dan migrasi cacing ke organ lain seperti paru-paru dan otak, yang bisa berakibat fatal,” jelasnya.

Dr. Rahmawati menekankan pentingnya edukasi tentang sanitasi dan kebersihan. “Mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, dan minum obat cacing rutin adalah langkah-langkah sederhana namun sangat efektif untuk mencegah cacingan,” sarannya.

Kisah Raya menjadi cermin dari tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia, di mana masalah kemiskinan, akses kesehatan, dan sanitasi saling terkait dan memerlukan solusi komprehensif dari semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai

Tinggalkan Komentar

POWERED BY

Kata mereka Media interaktif citizen journalism

sebagai cover bothside dalam perubahan

ekonomi politik bisnis lebih baik bersama

komunitas.

Community :

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menampilkan konten yang relevan, serta menganalisis lalu lintas situs. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie sesuai dengan kebijakan privasi kami. Accept Read More