KATA MEREKA: SURABAYA, Dampak dari demo anarkis tidak hanya terasa di sektor keamanan, tetapi juga merambat ke dunia pendidikan. Sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Surabaya, baik negeri maupun swasta, memutuskan untuk menunda kuliah tatap muka dan beralih ke sistem pembelajaran daring. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga keselamatan para mahasiswa.
Rektor Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Mohammad Nasih, mengumumkan bahwa seluruh kegiatan perkuliahan tatap muka akan ditangguhkan hingga waktu yang belum ditentukan. “Keselamatan mahasiswa dan staf pengajar adalah prioritas utama kami. Meski situasi di beberapa titik sudah mulai membaik, kami tidak ingin mengambil risiko. Kami telah menginstruksikan seluruh fakultas untuk mengoptimalkan pembelajaran secara daring melalui platform yang telah tersedia,” jelas Prof. Nasih.
Keputusan serupa juga diambil oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Dr. Dedy, M.Eng., Kepala Subdirektorat Humas ITS, membenarkan bahwa kampus telah mengeluarkan imbauan kepada mahasiswa. “Kami sangat mendukung upaya pemerintah dalam menjaga ketertiban. Untuk sementara, kuliah daring menjadi solusi terbaik agar proses belajar mengajar tetap berjalan tanpa terganggu,” kata Dr. Dedy.
Mahasiswi semester 5 Fakultas Kedokteran, Anisa Rahmawati (21), mengatakan bahwa ia dan teman-temannya memahami keputusan pihak kampus. “Tentu kami lebih memilih aman. Awalnya kecewa karena harus kembali kuliah daring, tapi setelah melihat berita tentang kericuhan, kami sadar ini langkah yang tepat. Yang penting, proses belajar kami tetap lancar,” tuturnya.