KATA MEREKA: SURABAYA, Di tengah hiruk pikuk berita seputar keamanan dan politik, sebuah kisah inspiratif hadir dari seorang pedagang nasi padang di kawasan Mulyorejo, Surabaya. Bu Siti (48), dengan tegar dan penuh kasih sayang, memutuskan untuk mendonorkan salah satu ginjalnya untuk sang suami, Pak Jono (50), yang telah lama menderita gagal ginjal stadium akhir. Kisah ini menjadi perbincangan hangat dan menyentuh hati banyak warga.
Bu Siti, yang setiap hari berdagang dari pagi hingga sore, mengaku tak pernah berpikir dua kali saat tahu ia adalah satu-satunya pendonor yang cocok. “Suami saya sudah seperti separuh jiwa saya. Melihatnya kesakitan dan harus cuci darah tiga kali seminggu, hati saya hancur. Saya rela memberikan ginjal saya, asalkan dia bisa sembuh dan kembali menemani saya,” ujar Bu Siti dengan mata berkaca-kaca saat diwawancarai.

Keputusan Bu Siti didukung penuh oleh keluarga dan juga para tetangga. Hj. Siti Nurul (55), seorang tetangga yang juga langganan di warung nasi padang Bu Siti, mengatakan bahwa ia sangat terharu dengan pengorbanan tersebut. “Kami semua kagum. Bu Siti ini orangnya baik, ulet, dan sangat mencintai suaminya. Semoga operasi mereka lancar dan keduanya bisa kembali sehat,” harapnya.
Dokter dr. Budi Santoso, Sp.U., dokter bedah yang menangani operasi tersebut di salah satu rumah sakit di Surabaya, menjelaskan bahwa operasi transplantasi ginjal adalah prosedur yang rumit namun memiliki tingkat keberhasilan tinggi. “Kondisi fisik Bu Siti sangat baik dan cocok untuk menjadi pendonor. Kami berharap pasca-operasi, kondisi Pak Jono akan membaik secara signifikan dan bisa menjalani hidup normal kembali,” jelasnya. Kisah pengorbanan ini menjadi pengingat bagi banyak orang tentang makna cinta dan kesetiaan yang tulus.