KATAMEREKA: SIDOARJO, Runtuhnya bangunan mushola di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, membuat ribuan mata tertuju pada upaya penyelamatan yang tengah berlangsung. Di tengah suasana mencekam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo bergerak cepat dengan membuka dapur umum yang siap menyajikan 1.500 porsi makanan bagi para korban, relawan, hingga tim penyelamat.
Bupati Sidoarjo, Subandi, menegaskan bahwa seluruh sumber daya Pemkab dikerahkan penuh selama proses evakuasi. “Selain dukungan medis, logistik makanan juga sudah kami salurkan. Dapur umum yang dibuka ini akan menyiapkan 1.500 porsi setiap harinya,” ujar Subandi, Selasa (30/9/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keluarga korban tidak perlu cemas soal biaya pengobatan. “Kalau korban dirawat di rumah sakit swasta, biayanya akan ditanggung provinsi. Sementara jika dirawat di rumah sakit kabupaten, Pemkab Sidoarjo yang akan cover,” tegasnya.
Hingga hari kedua pasca-musibah, tim gabungan dari BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, dan relawan masih bekerja tanpa henti mengevakuasi korban yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan. Berbagai peralatan berat diturunkan, sementara warga sekitar turut membantu sesuai kemampuan mereka.
Di balik tenda dapur umum, aroma masakan sederhana menjadi tanda bahwa solidaritas sosial tak pernah padam. Kehadiran makanan hangat bagi korban, relawan, dan tenaga medis bukan sekadar soal logistik, melainkan juga simbol kepedulian dan kekuatan kebersamaan di tengah musibah.
Tragedi ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, khususnya pada bangunan pendidikan dan keagamaan. Pemerintah daerah bersama provinsi kini berpacu dengan waktu, tak hanya untuk menyelamatkan korban, tetapi juga menguatkan keluarga yang ditinggalkan.
