KATAMEREKA: SURABAYA, Penyelidikan kasus korupsi seputar proyek Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) Ponorogo tiba-tiba menyeret suasana seakan ke nuansa film laga, pasalnya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan satu senjata api saat menggeledah kantor kontraktor pemenang tender, PT Widya Satria, di Surabaya. Senjata itu kemudian diserahkan untuk dititipkan ke Polda Jawa Timur sebagai tambahan bukti.
“Penyidik menyita senjata api yang kemudian dititipkan ke Polda Jawa Timur,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, Senin, di Jakarta. Temuan itu muncul bersama tumpukan dokumen serta barang bukti elektronik yang ikut diangkut penyidik dalam penggeledahan pekan lalu.
Penggeledahan ini bukan kejadian tunggal. KPK masih melanjutkan rangkaian penyidikan setelah operasi tangkap tangan (OTT) di Ponorogo pada 9 November 2025, yang kemudian menyeret empat nama besar di lingkup Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Mereka adalah Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko (SUG), Direktur RSUD Dr. Harjono Ponorogo Yunus Mahatma (YUM), Sekda Ponorogo Agus Pramono (AGP), dan seorang pihak swasta, Sucipto (SC), yang selama ini menjadi rekanan rumah sakit.
Kasus tersebut mencakup tiga klaster yakni adanya dugaan suap pengurusan jabatan, suap proyek pekerjaan di RSUD Dr. Harjono, serta gratifikasi di lingkungan Pemkab Ponorogo. Dalam klaster suap jabatan, Sugiri dan Agus disebut sebagai penerima, sementara Yunus sebagai pemberinya. Di klaster proyek RSUD, alurnya bergeser yaitu Sugiri dan Yunus diduga menerima, sedangkan Sucipto menjadi pemberi. Sedangkan dalam dugaan gratifikasi, Sugiri kembali disebut sebagai penerima, dengan Yunus sebagai pihak yang memberi.
Seiring bergulirnya penyidikan, temuan senjata api di kantor kontraktor proyek MRMP seolah menambah lapisan ironi pasalnya proyek kebudayaan yang harusnya menggambarkan martabat daerah, justru menjadi panggung kasus korupsi yang kian melebar.
KPK menyatakan proses pengumpulan bukti masih berlanjut. Publik Ponorogo kini menunggu babak berikutnya dan berharap kasus besar ini tidak berujung sebesar nama monumen yang sedang dibangun.