KATA MEREKA: SURABAYA, Di balik hingar bingar kota dan gempuran kuliner modern, Rujak Cingur tetap kokoh sebagai ikon tak terbantahkan dari masakan khas Surabaya. Ia bukan sekadar makanan, melainkan sebuah pengalaman rasa yang kompleks dan otentik, yang menjadi cerminan keberanian dalam cita rasa. Untuk menemukan kelezatan otentik ini, Anda bisa menyusuri gang-gang kecil atau datang ke warung-warung legendaris yang tersebar di seluruh penjuru kota.
Rahasia utama kelezatan Rujak Cingur terletak pada petis udang khas Surabaya yang kental dan pekat. Bumbu petis ini diracik dengan ulekan manual, dicampur dengan kacang goreng, gula merah, cabai, dan sedikit air asam. Dari ulekan itulah tercipta aroma petis yang harum, yang begitu menggoda dan langsung menguar begitu disajikan. Bahan-bahan lainnya, seperti cingur (mulut sapi) yang kenyal, irisan lontong, tahu, tempe, serta sayuran segar seperti kangkung dan taoge, menjadi kanvas yang sempurna untuk bumbu petis ini.
“Rasa petisnya itu yang bikin rujak cingur berbeda. Ada perpaduan rasa yang kompleks, manis, gurih, dan sedikit asin. Ini adalah makanan yang jujur, menunjukkan karakter rasa Surabaya yang kuat,” ujar Maya (32), seorang food blogger lokal. Menurutnya, Rujak Cingur adalah makanan yang membangkitkan nostalgia, mengingatkan pada masa-masa kecil dan kehangatan keluarga. “Rasa ini tidak bisa ditiru. Ini adalah identitas kami sebagai warga Surabaya.”
Keberadaan Rujak Cingur membuktikan bahwa makanan otentik tak akan pernah kehilangan penggemar. Ia adalah kuliner yang merangkum budaya dan sejarah, di mana setiap bahan dan prosesnya memiliki cerita. Lebih dari sekadar hidangan, Rujak Cingur adalah sebuah pengalaman budaya yang mengundang siapa pun untuk mencicipi keberanian dan keunikan rasa yang hanya ada di Kota Pahlawan.