KATAMEREKA:JAKARTA, Pemerintah resmi mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026 ke DPR RI. RAPBN kali ini mengusung tema besar “Kedaulatan Pangan, Energi, dan Ekonomi” sebagai fondasi menuju Indonesia tangguh, mandiri, dan sejahtera.
Menteri Keuangan menegaskan, APBN 2026 dirancang bukan sekadar catatan angka, melainkan instrumen strategis untuk menjaga daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Situasi dunia memang masih dibayangi konflik geopolitik, perang tarif, hingga ancaman siber. Meski demikian, prospek pertumbuhan ekonomi global 2026 diproyeksikan tumbuh 3,1 persen, sedikit lebih baik dibanding 2025.
Di tengah gejolak global, ekonomi Indonesia dinilai tetap tangguh. Pertumbuhan stabil di kisaran lima persen, inflasi terjaga rendah, neraca perdagangan surplus 62 bulan berturut-turut, dan cadangan devisa mencetak rekor tertinggi. Pemerintah juga berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 8,47 persen pada 2025 dan kemiskinan ekstrem hingga tinggal 0,85 persen.
Program-program prioritas dalam sepuluh bulan Kabinet Merah Putih turut memberi fondasi kuat. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau anak sekolah, ibu hamil, hingga balita. Cek Kesehatan Gratis (CKG) tersedia di Puskesmas dan sekolah. Pemerintah juga merintis Sekolah Rakyat dan pembangunan SMA Unggul Garuda di sejumlah daerah, menyalurkan rumah subsidi melalui FLPP, serta memperkuat ekonomi desa lewat koperasi Merah Putih.
Dengan modal capaian itu, RAPBN 2026 menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen. Pemerintah juga menargetkan penurunan angka kemiskinan hingga 6,5–7,5 persen, gini ratio ke 0,377–0,380, serta tingkat pengangguran terbuka ditekan ke kisaran 4,44–4,96 persen. Target paling ambisius: kemiskinan ekstrem mendekati nol persen.

RAPBN 2026 didesain untuk mendukung agenda pembangunan Asta Cita yang mencakup delapan prioritas nasional:
• Memperkuat ideologi dan demokrasi,
• Membangun pertahanan semesta,
• Mewujudkan swasembada pangan dan energi,
• Menciptakan lapangan kerja berkualitas,
• Membangun SDM unggul,
• Mempercepat hilirisasi industri,
• Membangun desa dan UMKM, melakukan reformasi birokrasi dan hukum.
• Pangan, Energi, Pendidikan, dan Kesehatan Jadi Fokus
Untuk ketahanan pangan, pemerintah mengalokasikan Rp164,4 triliun. Anggaran ini diarahkan pada peningkatan produktivitas pertanian, pembangunan sawah baru, hingga bantuan untuk petani dan nelayan.
Di sektor energi, pemerintah menyiapkan kebijakan transisi energi hijau melalui program biodiesel, memperkuat lifting migas, serta menyalurkan subsidi energi yang lebih tepat sasaran.
Bidang pendidikan mendapatkan alokasi terbesar, Rp757,8 triliun. Fokusnya adalah pemerataan akses, pembangunan sekolah unggul, revitalisasi sekolah, penguatan vokasi, hingga program gizi melalui MBG.
Sektor kesehatan dialokasikan Rp244 triliun, yang dipakai untuk memperluas cakupan Jaminan Kesehatan, percepatan penurunan stunting dan tuberkulosis, revitalisasi rumah sakit daerah, serta pemberian beasiswa bagi tenaga medis.
Selain itu, anggaran Rp508,2 triliun digelontorkan untuk perlindungan sosial. Program bansos dipastikan lebih tepat sasaran dengan basis data terpadu, sekaligus disinergikan dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dari sisi pendapatan negara, RAPBN 2026 menargetkan Rp3.147,7 triliun. Sebagian besar berasal dari perpajakan Rp2.692 triliun, ditambah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp455 triliun, serta hibah Rp0,7 triliun.
Belanja negara direncanakan Rp3.786,5 triliun atau setara 14,7 persen PDB. Anggaran ini terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp3.136,5 triliun dan transfer ke daerah Rp650 triliun. Defisit dijaga tetap terkendali di kisaran 2,48 persen PDB, atau sekitar Rp638,8 triliun, dengan pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan.
Pemerintah menegaskan, RAPBN 2026 diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong transformasi menuju kemandirian. Langkah jangka pendek fokus meredam gejolak global dan menjaga daya beli masyarakat. Sementara strategi jangka menengah diarahkan pada swasembada pangan dan energi, pembangunan SDM unggul, hingga akselerasi investasi global.
Dengan APBN yang sehat, kredibel, dan produktif, pemerintah optimistis RAPBN 2026 akan menjadi motor penggerak menuju Indonesia tangguh, mandiri, dan sejahtera.