Review : Night Always Comes (2025)

Oleh Febrian Issana

Kata Febri 6/10

Plot yang absurd dan tidak Logis.Bagaimana seseorang yang kesulitan bayar sewa $1.500 tiba-tiba harus kumpulkan $25.000 untuk uang muka rumah? merusak pondasi cerita. Lynette digambarkan sebagai korban kemiskinan ekstrem, tapi keputusannya terasa seperti fantasi orang kaya yang tak pernah merasakan susahnya hidup miskin. Apalagi ibunya, punya $25.000 bukannya buat beli rumah tapi malah beli mobil.

Film ini ingin menyampaikan pesan tentang ketidakadilan ekonomi dan kehancuran mimpi Amerika, tetapi pendekatannya terlalu dangkal dan melodramatik yang ingin jeritkan bahwa sistem kapitalis memeras kelas bawah, tapi malah jadi contoh bagaimana Hollywood gagal wakili realita. Di permukaan, film ini bicara soal mimpi Amerika yang hancur karena harga rumah melonjak dan kemiskinan struktural.

Alih-alih membuat penonton berempati dengan Lynette, film ini justru membuat kita frustrasi dengan keputusannya yang tidak logis dan kurangnya kedalaman emosional dalam hubungan keluarganya. Trauma masa lalu Lynette hanya disebutkan sekilas, dan hubungannya dengan Kenny tidak cukup dieksplorasi untuk menciptakan ikatan emosional dengan penonton. Ending yang ambigu—Lynette meninggalkan keluarganya—terasa seperti pengkhianatan terhadap premis awal, tanpa memberikan resolusi atau refleksi yang bermakna.

Vanessa Kirby berusaha keras, tetapi tidak bisa menyelamatkan narasi yang berantakan, meskipun aktris berbakat tapi tidak meyakinkan sebagai pekerja kelas bawah Amerika. Aksennya yang kadang terdengar Inggris dan penampilan fisiknya yang terlalu glowing membuatnya sulit dipercaya sebagai Lynette. Julia Fox sebagai Gloria terasa seperti karikatur pekerja seks, sementara Jennifer Jason Leigh kurang diberi ruang untuk mengeksplorasi karakternya. Pemeran pendukung seperti Eli Roth sebagai penjahat sekunder terasa sia-sia, seperti cameo yang tidak perlu.

Oia juga Transisi dari drama sosial ke thriller kriminal juga terasa dipaksakan, seperti film yang bingung dengan identitasnya sendiri.

 

Sinopsis :

Lynette (Vanessa Kirby), seorang wanita berusia sekitar 30 tahun yang lelah dan putus asa di Portland, Oregon. Ia bekerja sebagai bartender sambil menjalankan pekerjaan sampingan sebagai pekerja seks untuk mengumpulkan uang demi membeli rumah keluarganya yang hampir direbut oleh pemiliknya. Tinggal bersama ibunya yang tidak bertanggung jawab, Doreen (Jennifer Jason Leigh), dan saudara laki-lakinya yang memiliki Down syndrome, Kenny (Zack Gottsagen), Lynette punya waktu 24 jam untuk mengumpulkan $25.000. Perjalanannya membawanya ke dunia bawah tanah Portland: mencari pinjaman dari teman sesama pekerja seks Gloria (Julia Fox), merekrut pencuri brankas Cody (Stephan James), dan bahkan terlibat dengan klien kaya seperti David (Randall Park).

 

 

Anda mungkin juga menyukai

Tinggalkan Komentar

POWERED BY

Kata mereka Media interaktif citizen journalism

sebagai cover bothside dalam perubahan

ekonomi politik bisnis lebih baik bersama

komunitas.

Community :

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menampilkan konten yang relevan, serta menganalisis lalu lintas situs. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie sesuai dengan kebijakan privasi kami. Accept Read More