KATA MEREKA: SURABAYA, Di tengah pesatnya pembangunan dan modernitas Surabaya, sebuah bangunan kolonial megah di Jalan Taman Sampoerna tetap teguh berdiri. Itulah House of Sampoerna, sebuah museum hidup yang menawarkan lebih dari sekadar sejarah, melainkan sebuah pengalaman otentik yang membawa pengunjung kembali ke masa lalu. Bangunan cagar budaya ini, dengan arsitektur klasik yang memesona, seolah menjadi mesin waktu yang tak hanya memamerkan benda-benda antik, tetapi juga detak jantung sebuah warisan industri.
Begitu melangkahkan kaki ke dalam, pengunjung akan disambut oleh aroma cengkeh dan tembakau yang khas, menjadi penanda bahwa tempat ini masih hidup. Di area pabrik, Anda dapat menyaksikan pemandangan yang memukau: para pekerja wanita dengan seragam serba putih duduk berjejer rapi, dengan cekatan melinting rokok kretek secara manual. Gerakan tangan mereka yang lincah dan terampil, menghasilkan ribuan batang rokok dalam sehari, adalah sebuah seni yang memancarkan ketenangan di tengah hiruk pikuk pabrik. Proses yang dipertahankan sejak zaman dulu ini menjadi daya tarik utama yang membedakan House of Sampoerna dari museum pada umumnya.
“Saya datang ke sini karena penasaran dengan sejarah rokok kretek, tapi yang saya dapatkan lebih dari itu. Tempat ini menceritakan perjalanan sebuah keluarga, etos kerja, dan warisan yang luar biasa. Rasanya seperti masuk ke dalam buku sejarah yang hidup, di mana setiap sudutnya punya cerita,” kata Andi (28), seorang pengunjung asal Jakarta. Ia menambahkan bahwa suasana yang tenang dan rapi di sini membuatnya betah berlama-lama, seolah melupakan bahwa ia sedang berada di pusat kota.
Selain area produksi, museum ini juga memiliki galeri seni dan artefak yang memamerkan koleksi pribadi keluarga pendiri, mulai dari foto-foto bersejarah, pakaian, hingga kendaraan antik. Pengunjung juga dapat mengikuti tur keliling kota dengan bus wisata gratis yang disediakan oleh museum, menawarkan perspektif unik tentang lanskap kota Surabaya dari masa lalu hingga kini. House of Sampoerna berhasil memadukan unsur edukasi, budaya, dan nostalgia, menjadikannya destinasi wajib bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam jiwa Kota Pahlawan.
