KATAMEREKA: SURABAYA, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim siap membuat gebrakan dengan meluncurkan 19 Sekolah Rakyat (SR) pada Juli 2025. Ini bukan sekadar penambahan sekolah biasa, melainkan langkah progresif yang patut diacungi jempol dalam upaya pemerataan pendidikan nasional.
Di tengah hiruk pikuk persiapan tahun ajaran baru 2025/2026, sebuah inisiatif luar biasa dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, sebanyak 19 Sekolah Rakyat (SR) dipastikan akan membuka gerbangnya pada bulan Juli mendatang, menandai babak baru bagi akses pendidikan yang lebih merata di Jawa Timur. Kabar ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinsos Jatim, Restu Novi Widiani, pada Senin (16/6/2025), ia menegaskan bahwa kesiapan total telah terpenuhi, mulai dari sarana prasarana, tenaga pendidik, hingga para peserta didik.
Inisiatif SR ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan sebuah pendekatan holistik yang menyentuh akar permasalahan kesenjangan pendidikan. Restu Novi Widiani menjelaskan bahwa operasional SR akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama akan dimulai serentak pada pertengahan Juli 2025, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran sekolah umum. “Setelah dirapatkan, nanti dibuka dulu 19 SR. Ini bersamaan dengan hari masuk sekolah umum,” tutur Novi, menggambarkan keselarasan langkah Dinsos dengan kalender pendidikan nasional.
Perhatian khusus diberikan pada kelengkapan 19 SR yang akan beroperasi di tahap pertama. Bukan hanya sumber daya manusia (SDM) yang unggul, tetapi seluruh sarana penunjang pembelajaran juga telah dilengkapi, memastikan lingkungan belajar yang kondusif dan modern. Ini menunjukkan komitmen Dinsos Jatim dalam menyediakan fasilitas terbaik bagi para siswa SR.
Dari belasan SR yang siap beroperasi, tiga di antaranya adalah milik Pemprov Jatim dan menjadi pionir dalam gelombang pertama ini. Ketiganya adalah SR jenjang SMP di Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (UPT PPSPA) Dinsos Jatim, Kota Batu. SR jenjang SMA di BPSDM Jatim (Kampus Jalan Kawi, Kota Malang). Dan SR jenjang SMA di SMKN Maritim Lamongan.
Antusiasme masyarakat terhadap SR ini patut diacungi jempol. Dinsos Jatim memastikan bahwa kuota siswa untuk ketiga lokasi unggulan tersebut telah terpenuhi sepenuhnya. SR di Batu, misalnya, telah mengisi penuh tiga rombongan belajar dengan total 75 siswa. Demikian pula di BPSDM Kampus Kota Malang dan SMK Lamongan, masing-masing juga telah terisi tiga rombel dengan total 75 siswa.

Melihat tingginya animo pendaftar, khususnya di SR Batu, Novi bahkan menyebutkan rencana penambahan kuota. Dari semula tiga rombel, kuota di Batu akan ditambah menjadi enam rombel, sebuah indikasi positif bahwa inisiatif ini sangat dinantikan masyarakat.
“Ini dipantau langsung pemerintah pusat. Sehingga siswanya benar-benar terpilih,” tegas Novi.
Hal ini merupakan komitmen Dinsos Jatim terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi siswa. Setiap siswa yang terpilih akan diresmikan melalui Surat Keputusan (SK), menjamin bahwa mereka adalah individu-individu yang benar-benar membutuhkan dan berhak mendapatkan kesempatan pendidikan ini.
Peluncuran Sekolah Rakyat oleh Dinsos Jatim ini merupakan langkah strategis yang memiliki dampak signifikan secara sosial dan terhadap pendidikan nasional. Secara sosial, SR ini menjadi harapan baru bagi anak-anak yang selama ini mungkin kesulitan mengakses pendidikan formal karena berbagai kendala, baik ekonomi maupun geografis. Dengan menyediakan fasilitas dan tenaga pendidik yang memadai, SR berpotensi besar memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dari sudut pandang pendidikan nasional, inisiatif ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberadaan SR, terutama yang dikelola oleh pemerintah provinsi, dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengatasi kesenjangan pendidikan. Ini juga menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah dan pusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang inklusif dan merata.
Kita patut menantikan bagaimana 19 Sekolah Rakyat ini akan berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi masa depan generasi muda Jawa Timur. Ini bukan sekadar proyek pendidikan, melainkan investasi jangka panjang dalam sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Bagaimana menurut Anda, akankah inisiatif Sekolah Rakyat ini menjadi terobosan besar dalam pemerataan pendidikan di Indonesia? Mari kita diskusikan!