Kata Mereka – Olahraga memang identik dengan nama besar, ketenaran, good business, dan tentu saja uang yang banyak jika sang atlet benar – benar mumpuni sebagai atlet di bidangnya. Tak terkecuali sepakbola. Banyak kisah dan cerita, hanya karena sebuah wishlist, brand harus rugi jutaan dolar, karena kehilangan sang pemain.
Bagaimana bisa?, ya, sebagai contoh, seorang bintang lapangan hijau, berusia muda, penuh bakat, dan jadi magnet di dalam dan diluar lapangan, jelas akan menjadi sebuah sign business yang luar biasa. Berbagai cara tentu dilakukan untuk bisa mem “branding” sang atlet, dengan dealling price yang good deal. Namun, terkadang pemain tersebut memiliki wishlist yang bisa sederhana, atau mungkin tak masuk di akal. Namun disitulah cerita menariknya.
Hanya karena tanda tangan saja, mega bintang Argentina, Lionel Messi pernah membuat rugi brand sebesar Nike. Usia 14 tahun, messi muda mengikat kerja sama dengan Nike, dimana tahun 2003, Messi melakoni debut dengan produk Nike. Namun sengketa dengan Nike di tahun 2006, menjadikan cerita ini akan membekas selamanya.
Hanya karena meminta lebih banyak kaos dan sepatu dengan inisialnya, Nike merasa itu tak sesuai klausul kontrak, dan berbuntut penyelesaian di meja hijau akibat sang ayah membawa hal ini ke jalur hukum. Putusan pengadilan menyatakan Messi muda tak terikat kontrak, maka Messi pun berpaling ke Adidas, yang kala itu siap memenuhi wishlist sederhana sang pemain, dan mengikatnya dengan kontrak seumur hidup.
Lantas, apakah hanya kisah Messi yang menjadikan good dealing dan good business di olahraga antara Brand dan pemain saja?, banyak cerita lain yang justru lebih pelik dan membuat kerugian tak terhingga akibat ego dan wish list yang diminta.