top of page

Angka Kelahiran Di Malang Raya Turun Drastis, Kenapa

KATA MEREKA: MALANG, BPS Indonesia baru saja mengeluarkan laporan yang menarik tentang fenomena childfree di tahun 2023. Penelitian yang dilakukan terhadap wanita di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 71 ribu wanita berusia 15 hingga 49 tahun memilih untuk tidak memiliki anak.


Tren ini diprediksi akan berpengaruh signifikan terhadap total angka kelahiran (TFR), yang sudah mengalami penurunan di banyak negara, termasuk Jepang dan Korea Selatan. Di Indonesia, khususnya di Malang Raya, kita bisa melihat penurunan yang cukup drastis dalam jumlah kelahiran.


Contohnya, di Kabupaten Malang, jumlah kelahiran turun dari 43.353 anak pada tahun 2014 menjadi 35.912 anak pada tahun 2023.


Di Kota Malang dan Kota Batu, situasinya juga serupa. Kota Malang mencatat penurunan dari 13.205 anak lahir pada tahun 2014 menjadi 11.322 anak pada tahun 2023, sedangkan di Kota Batu, angka kelahiran turun dari 3.226 menjadi 2.322 anak dalam periode yang sama.


Penurunan ini mencerminkan perubahan dalam keputusan keluarga untuk memiliki anak, yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti akses pendidikan, peluang kerja, dan metode kontrasepsi yang lebih baik. Dampak dari tren ini tidak hanya berdampak kepada individu, tetapi juga dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga.


Pakar psikologi klinis dan forensik, Sayekti Pribadiningtyas, S.Psi., M.Pd., mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan yang membuat perempuan memilih untuk hidup tanpa anak.


Salah satu alasan yang paling sering muncul adalah keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Banyak perempuan, terutama yang sedang mengejar gelar S2 atau S3, lebih memilih untuk menunda atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali. Ini menunjukkan bahwa nilai dan prioritas perempuan zaman sekarang telah berubah.


Selain pendidikan, faktor ekonomi juga berperan besar dalam keputusan perempuan untuk hidup childfree. Nining, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua 1 IPK Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Jawa Timur, menekankan bahwa banyak perempuan merasa tantangan finansial membuat mereka tidak siap untuk membesarkan anak.


“Keluarga dengan pendidikan di bawah SMA cenderung lebih memilih untuk tidak memiliki anak. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan untuk hidup tanpa anak tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga oleh kondisi ekonomi yang sulit,” papar Nining.




8 tampilan

Postingan Terkait

Lihat Semua

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page