KATA MEREKA: SURABAYA, Surabaya kota penuh sejarah, menyimpan banyak cerita dari masa kolonial Belanda, salah satunya tentang bangunan tua yang dikenal sebagai "Gedung Setan". Terletak di Jalan Banyu Urip Wetan, RT 01 RW 06, Kelurahan Banyu Urip, Kecamatan Sawahan, gedung ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah kota. Tak hanya menyimpan nilai historis, Gedung Setan juga dikenal karena cerita-cerita mistis yang melingkupinya.
Dibangun pada Masa Kolonial Belanda
Gedung Setan pertama kali dibangun pada tahun 1809 sebagai kantor Gubernur VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), organisasi dagang Belanda yang berkuasa di Hindia Timur pada masa itu. Dengan 40 ruang besar dan tembok setebal hampir 50 cm, bangunan ini mencerminkan kemegahan arsitektur kolonial. Namun, kini kondisinya memprihatinkan karena statusnya yang pernah menjadi milik pribadi, sehingga pemerintah kota kesulitan untuk melakukan revitalisasi. Meski demikian, Gedung Setan masuk dalam daftar bangunan cagar budaya di Surabaya.
Saksi Solidaritas di Masa Pergolakan
Pada tahun 1948, Gedung Setan menjadi tempat pengungsian bagi warga Tionghoa yang mencari perlindungan dari kekacauan politik. Gedung ini menjadi simbol solidaritas dan keberanian komunitas Tionghoa dalam menghadapi masa sulit. Sebelumnya, gedung ini juga pernah dihuni oleh seorang dokter Tionghoa bernama Teng Sioe Hie, yang dikenal berdedikasi dalam profesinya.
Nama dan Reputasi Mistis
Masyarakat setempat menjuluki bangunan ini sebagai Gedung Setan karena suasananya yang gelap, sunyi, dan terkesan angker. Banyak cerita mistis yang berkembang di sekitar gedung ini, salah satunya adalah penampakan sosok perempuan Eropa yang sering mengganggu penghuni. Bahkan, Teng Sioe Hie sendiri mengaku pernah diganggu oleh sosok tersebut. Kisah-kisah inilah yang menambah daya tarik sekaligus kesan seram pada bangunan ini.
Nilai Sejarah yang Tak Ternilai
Meski memiliki reputasi mistis, Gedung Setan menyimpan nilai sejarah yang penting bagi perkembangan Surabaya. Sebagai saksi bisu kolonialisme dan perjuangan, gedung ini menjadi lambang solidaritas serta keteguhan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Kini, Gedung Setan bukan sekadar bangunan tua, tetapi juga daya tarik bagi pencinta sejarah maupun pemburu cerita urban legend.
Comments