KATA MEREKA: SURABAYA, Kabar buruk bagi para pecinta pedas!, Pasalnya harga cabai rawit di pasar tradisional Surabaya saat ini sedang melambung tinggi hingga lebih dari dua kali lipat, yaitu berkisar Rp 120 ribu - Rp 130 ribu per kilogram. Kenaikan harga yang fantastis ini membuat banyak warga mengeluh dan harus memutar otak untuk menyiasati anggaran belanja.
Apa penyebabnya? Cuaca buruk yang melanda beberapa daerah penghasil cabai menjadi salah satu faktor utama. Hujan deras dan banjir membuat produksi cabai terganggu, sehingga pasokan ke pasar menjadi terbatas. "Harga cabai sekarang bikin dompet menjerit!" keluh Ririn, salah seorang pembeli di Pasar Dukuh Kupang. "Dulu beli cabai cuma Rp 40 ribu, sekarang harus bayar hampir tiga kali lipat." Jelasnya.
Pedagang cabai pun ikut merasakan dampaknya. Juminah, seorang pedagang di pasar yang sama, mengaku omzetnya menurun drastis. "Banyak pembeli yang mengurangi jumlah pembelian atau bahkan tidak membeli sama sekali," ujarnya.
Bukan cuma cabai rawit, harga cabai besar, bawang merah, dan bawang putih juga ikut naik. Kenaikan harga kebutuhan pokok ini tentu saja sangat membebani masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini? Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk menstabilkan harga cabai. Misalnya, dengan memberikan bantuan kepada petani cabai yang terdampak bencana alam atau mempermudah akses pasar bagi para petani.
Selain itu, masyarakat juga bisa turut berperan dengan menghemat penggunaan cabai atau mencari alternatif bumbu masak.
Mari kita berharap agar harga cabai segera kembali normal sehingga masyarakat bisa bernapas lega.
Comments