KATA MEREKA: SURABAYA, Nama Ivan Sugianto, seorang pengusaha hiburan malam yang cukup dikenal di Surabaya, kini menjadi sorotan publik setelah insiden yang melibatkan anaknya, EMS, seorang siswa di SMA Cita Hati.
Arogansi yang ditunjukkan Ivan saat mendatangi SMA Gloria 2 Surabaya untuk menanggapi ejekan terhadap anaknya telah memicu kemarahan banyak orang.
“Minta maaf, sujud, sujud, menggonggong,” ucap Ivan dalam video yang dibagikan oleh akun X milik @Mdy_Asmara1701.
Dalam video yang beredar, ia terlihat memaksa seorang siswa untuk sujud dan menggonggong, tindakan yang jelas mencerminkan sikap tidak pantas dari seorang dewasa yang seharusnya memberikan contoh yang baik.
Insiden ini berawal dari perseteruan antar siswa yang berujung pada tindakan Ivan yang sangat kontroversial. Ketidakpuasan Ivan terhadap ejekan yang diterima anaknya membuatnya mengambil langkah yang ekstrem, bahkan melibatkan sekelompok pria yang dianggap sebagai preman oleh warganet.
Meskipun ada upaya dari orang tua siswa untuk meredakan situasi, Ivan justru semakin memperburuk keadaan dengan sikapnya yang agresif. Hal ini menunjukkan bahwa emosi yang tidak terkelola dapat berujung pada tindakan yang merugikan banyak pihak.
Kasus ini tidak hanya berakhir di situ, karena meskipun sudah diselesaikan dengan mediasi secara kekeluargaan di Amin Resto, Surabaya pada 8 Oktober 2024, namun laporan resmi telah dibuat oleh pihak sekolah, yang tercatat dalam LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA, dan tak sedikit warganet di Twitter atau X meminta agar Ivan Sugianto tetap diproses hukum.
Tak hanya itu, kasus ini juga menyeret nama Ketua Asosiasi Petinju Indonesia Jawa Timur, Nouke Norimarna dalam pemberitaan.
Namun saat dikonfirmasi, Nouke membantah tuduhan bahwa dirinya terlibat dalam tindakan premanisme, ia menjelaskan bahwa kehadirannya di SMA Gloria 2 adalah sebagai pelatih tinju EMS. Meskipun permasalahan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan, reaksi warganet di media sosial ingin agar kasus ini tetap berlanjut di meja hijau.
Kasus premanisme yang melibatkan Ivan di SMA Gloria 2 Surabaya tidak hanya menarik perhatian pihak berwenang, tetapi juga memicu reaksi dari masyarakat di dunia maya. Salah satu reaksi datang dari seorang pria bernama Lex Wu, yang melalui akun X/Twitter-nya @LexWu_13, mengajak Ivan untuk berduel satu lawan satu. Tantangan ini diunggah pada hari Minggu, 10 November, dan langsung menjadi sorotan publik.
Dalam unggahannya, Lex Wu menyertakan video yang menunjukkan dirinya menantang Ivan untuk berduel. Ia mengungkapkan rasa malu dan kecewa terhadap tindakan Ivan yang dianggapnya mengintimidasi siswa, orang tua, dan pihak sekolah dengan membawa sekelompok preman. Lex menegaskan bahwa masalah yang dihadapi anak-anak seharusnya diselesaikan di lingkungan sekolah, bukan dengan cara kekerasan atau intimidasi.
“Gua mencari orang ini, bagi yang tahu boleh hubungi gua. Buat gua ini kekonyolan ya, ini masalah anak-anak kalau masalah anak di pihak sekolah selesai. Ini ketengilan, masalah anak-anak bawa preman ke sekolah, initimidasi anak kecil suruh bersujud,” ujar Lex Wu dalam video.
“Orang tua diintimidasi, sekolah juga diintimidasi. Lu kalo jagoan, man to man sama gua, gausa dipisahin, gausah pakai preman, gausah pakai polisi. Lo by one sama gua kalo lo mau jagoan, gua bukan asal jago tapi gaya lu sebagai orangtua bikin malu ketengilan lu. Lo by one sama gua, kalo lo punya nyali kalo lo cowok. Gausah bawa polisi, yang minta ampun baru kita lepas. Patah, belum minta ampun, lanjut. Mau mati, belum minta ampun lanjut, gausah pakai polisi. Lu by one sama gua,” kata Lex Wu lebih lanjut.
Lex Wu juga menambahkan keterangan dalam cuitannya, jika tindakan Ivan dengan sesama warga keturunan saja tak memiliki belas kasih, apalagi dengan etnis lainnya di kesempatan lain.
“Tolong di sampaikan ke orang ini. By one sama gue. Jgn cm bisa intimidasi bocah terus pakai preman. Jadi tionghoa buat malu loe, sama tionghoa saja menindas loe! Apalagi sama etnis lain,” tulis @LexWu_13 dalam unggahannya.
Comments