KATA MEREKA: SURABAYA, Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya merupakan salah satu babak penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam rentang waktu tiga minggu, kota Surabaya menjadi medan pertempuran yang menyisakan banyak kenangan bagi penduduknya.
Pertempuran ini dimulai di Gedung Internatio, yang terletak di kawasan Jembatan Merah, di mana Brigadir AWS Mallaby, seorang perwira tinggi Inggris, tewas pada 30 Oktober 1945. Kematian Mallaby di lokasi tersebut menjadi titik balik yang memicu terjadinya pertempuran besar, yang dikenal sebagai pertempuran 10 November.
Di balik tragedi tersebut, terdapat sosok Achijat yang memimpin pasukan Hizbhullah, yang juga dikenal sebagai Pasukan Alap-Alap.
Dalam upaya mengenang peristiwa bersejarah ini, warga Sidotopo RW 11 tergerak untuk menggelar drama kolosal yang mengisahkan perjuangan Letnan Moch Achijat.
Menurut sutradara Gatra Nugraha, drama ini bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada semangat juang Achijat dan pasukannya yang berani melawan penjajah.
Melalui pertunjukan ini, masyarakat berharap dapat mengedukasi generasi muda tentang pentingnya peristiwa 10 November dan semangat perjuangan yang ditunjukkan oleh para pahlawan bangsa.
Menurut Gatra, warga juga merasa terkejut ketika mengetahui bahwa Achijat, yang berasal dari kampung mereka, berani melawan penjajah. Achijat dikenal karena aksinya merobek bendera dan kabarnya menembak serta membunuh AWS Mallaby.
Dengan semangat ini, diharapkan masyarakat Surabaya dapat menghargai perjuangan para pahlawan dengan semangat kekeluargaan dan kerja sama. "Pemuda memiliki peranan penting dalam menunjukkan sikap positif terhadap wilayah, bangsa, dan negara ini," tambah Gatra.
Di sisi lain, Ketua RW 11 Sidotopo, Semampir, Surabaya, M Hasan Mudiono, mengakui bahwa mengumpulkan orang untuk suatu kegiatan bukanlah hal yang mudah. Ia membandingkan situasi saat ini dengan masa lalu ketika ajakan untuk berperang lebih mudah diterima.
Hasan merasa penting untuk memberikan motivasi dan pemahaman kepada warga tentang sejarah, agar mereka sadar akan pentingnya mempertahankan kedaulatan. Meskipun saat ini mungkin sulit, mereka terus berusaha agar warga mengingat dan menghargai peristiwa sejarah.
Hasan juga menambahkan bahwa antusiasme warga untuk berpartisipasi dalam drama kolosal ini sangat luar biasa. Masyarakat dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan perempuan, semua terlibat. Mereka ingin memberikan edukasi kepada warga untuk mengenang jasa-jasa pahlawan. "Perjuangan membutuhkan pengorbanan dan semangat," tutupnya.
Comments