top of page

Lawan Kotak Kosong, Kampanye Pilwali Surabaya Banyak Pelanggaran

KATA MEREKA: SURABAYA, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Surabaya menegaskan kepada pasangan calon tunggal petahana, Eri Cahyadi dan Armuji, untuk tidak lagi menggunakan Kader Surabaya Hebat (KSH) dalam kegiatan kampanye mereka.


Teguh Suasono Widodo, Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia, Organisasi, Pendidikan, dan Pelatihan Bawaslu Surabaya, mengingatkan pentingnya menjaga netralitas dalam pemilihan. Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) diinstruksikan untuk tetap waspada terhadap potensi pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terlibat dalam kampanye paslon petahana.


Meskipun telah ada peringatan sebelumnya, pelanggaran yang terjadi di lapangan tetap terjadi, malah kian masif dan berani



Dalam sebuah video yang beredar, terlihat warga Tambak Sarioso di kecamatan Asemrowo, yang dipimpin oleh Ketua RT, Mulud, secara terbuka menyatakan dukungan mereka kepada pasangan calon nomor urut 1, Erji. Dengan membawa berbagai sembako, mereka mengekspresikan dukungan tersebut dengan semangat yang mengkhawatirkan, seolah-olah mengabaikan aturan yang ada.


“8 November, kami relawan militan Erji bersama warga tambak Sarioso siap menghancurkan kotak kosong, dan siap menghabiskan kotak kosong, coblos satu, Erji, Eri-Armuji, yes yes,” isi pesan dalam video berdurasi 21 detik tersebut.

Selain itu, dukungan serupa juga muncul dari Ibu-ibu PKK dan KSH di RW 02 kelurahan Simolawang, yang dengan mengenakan rompi KSH, mereka menyuarakan dukungan kepada calon petahana. Hal ini menunjukkan adanya mobilisasi yang terorganisir, yang seharusnya tidak terjadi dalam konteks pemilihan yang adil.


“Kami RW 2, siap mendukung, satu suara untuk Surabaya, coblos kopiahnya,” teriak ibu-ibu tersebut.

Lebih mencolok lagi, terdapat poster APK pasangan calon yang dipasang di berbagai kantor pemerintahan, termasuk di Kelurahan Ngagel Rejo kecamatan Wonokromo. Tindakan ini jelas melanggar prinsip netralitas yang seharusnya dijunjung tinggi oleh instansi pemerintah.


Dengan semua pelanggaran ini, pertanyaan besar muncul mengenai integritas proses pemilihan yang akan datang dan apakah suara rakyat benar-benar akan dihargai atau justru terdistorsi oleh praktik-praktik yang tidak etis ini.

0 tampilan0 komentar

Postingan Terkait

Lihat Semua

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page