Kata Mereka: Surabaya - Rencana pengadaan moda transportasi massal autonomous rapid transit (ART) seperti di IKN oleh pemerintah kota (Pemkot) Surabaya menuai kritik dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
Menurut Djoko Setijowarno - Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan MTI mengatakan masih ada sederet masalah di Kota Surabaya maupun kota besar lainnya yang dapat membuat autonomous menjadi kurang efektif. Seperti susahnya menertibkan kendaraan bermotor yang kerap melanggar rambu lalu lintas.
"Kajiannya sudah dilakukan tahun 2022, namun kalau saya lihat kondisi sosial budayanya itu hanya cocok sementara waktu ini di IKN saja. Selain biayanya mahal, perilaku masyarakatnya belum bisa mendukung,” ujar Djoko.
Djoko menilai daripada terburu-buru mengembangkan autonomus, Djoko menyarankan ada alternatif transportasi umum lain yang dinilai lebih cocok untuk Kota Surabaya yakni bus gandeng seperti di Jakarta.
"Bus gandeng itu bagus di Surabaya, lebih cepat dan lebih mudah teknologinya. Pemeliharaan juga mudah dan murah. Jangan dulu autonomous-nya, busnya diperbanyak dulu," pungkas Djoko. (Ndr)
Kommentare