KATA MEREKA, SURABAYA, Kondisi seorang siswa SMA Kristen Gloria Surabaya yang berinisial "EN" masih menunjukkan tanda-tanda trauma setelah insiden premanisme yang dilakukan oleh "IV", seorang wali murid dari SMA Cita Hati.
Pada tanggal 21 Oktober 2024 lalu, IV yang dikenal sebagai pengusaha hiburan malam mendatangi EN saat pulang sekolah dan meluapkan emosinya dengan mencaci maki, bahkan menyuruh EN untuk sujud dan menggonggong. Insiden ini berawal dari permasalahan saling ejek antara anak IV dan EN, yang berujung pada tindakan kekerasan verbal yang sangat mengganggu psikologis EN.
Pihak kepolisian, melalui Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto, mengonfirmasi bahwa EN mengalami trauma akibat kejadian tersebut. Untuk membantu pemulihan mentalnya, polisi telah melakukan pendampingan psikologis.
“Iya (dilakukan pendampingan psikologi) pasti. Ini saya sampaikan bahwa salah satu anak ini trauma. Kita berupaya melakukan pendampingan, termasuk kita terus berkomunikasi dengan pihak sekolah, Kasat Reskrim. Agar anak ini kejiwaanya mulai baik,” terang Dirmanto saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (13/11).
Dirmanto menjelaskan bahwa mereka berkomitmen untuk terus berkomunikasi dengan pihak sekolah dan berupaya agar kondisi kejiwaan EN dapat membaik.
Meskipun demikian, EN saat ini justru mendapatkan sanksi skorsing dari sekolahnya, yang tertuang dalam surat keterangan Peringatan 1.
Terkait hal ini, Sekolah SMA Kristen Gloria Surabaya belum memberikan komentar resmi mengenai situasi tersebut, dengan pernyataan bahwa hanya kuasa hukum yang berwenang untuk memberikan tanggapan.
Sementara itu, pihak kepolisian masih mendalami kasus yang menimpa EN, berusaha untuk memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan dan kondisi siswa tersebut dapat pulih secepatnya. Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi semua pihak, terutama dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan siswa di lingkungan sekolah.
Dalam konferensi pers konferensi pers pada Rabu (13/11) di Mapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Dirmanto mengungkapkan bahwa, pihak kepolisian Polrestabes Surabaya hingga saat ini masih mendalami kasus menimpa EN tersebut.
Kombes Pol Dirmanto menyebut, sudah ada 8 orang diperiksa berkaitan dengan kasus tersebut.“Kita juga sudah melakukan pemeriksaan kepada saudara ‘IV’. Kemudian juga kepada kedua belah pihak orang tua, juga sudah diperiksa. Guru-guru sudah diperiksa. Kurang lebih ada sekitar 8 orang yang sudah diperiksa pada tanggal 22 dan sampai sekarang,” papar Kasi Humas Polda Jawa Timur itu.
Comentários