top of page

Pengakuan Miris Baby Sitter Surabaya Cekoki Anak Majikan dengan Obat Keras


Kata Mereka: Surabaya - Aksi baby sitter di Surabaya mencekoki anak majikannya dengan obat keras viral di media sosial. Curhatan seorang ibu yang mendapati buah hatinya diberi obat penggemuk oleh pengasuhnya. Dia mengunggah foto obat yang disimpan oleh pengasuh yang berwarna biru dan orange, yang disebut-sebut obat steroid Deksametason dan Pronicy.


Mirisnya, aksi ini dilakukan selama setahun lebih. Akibat aksi NR, sang anak mengalami gangguan kesehatan hingga gangguan pada hormon pertumbuhannya


Tak terima dengan ulah pengasuh anaknya tersebut, LK pun melaporkan aksi baby sitternya ke Polda Jawa Timur.


Saat dikonfirmasi, Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman mengatakan, LK melaporkan baby sitter itu ke SPKT Polda Jatim pada 30 Agustus 2024. Usai menerima laporan, polisi melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan.


"Baby sitter sudah diamankan dan ditahan. Untuk saksi yang telah diperiksa sebanyak 12 orang," ujar Farman


Saat diperiksa polisi, ia mengaku sengaja memberi obat jenis deksametason dan pronicy tersebut agar anak yang diasuhnya gemuk.


"Tersangka mengaku memberi obat tersebut agar korban gemuk, sebagai penggemuk badan" kata Farman.


Obat penambah nafsu makan itu dibeli dari aplikasi Shopee dan Lazada melalui ponsel pintarnya pada September 2023. Dan mulai meminumkan obat gemuk penambah nafsu makan kepada korban dengan cara menghancurkan 1 buah pil lonjong warna orange dan 1 buah pil segilima warma biru, kemudian dicampur dengan air minum korban, lalu diminumkan sehari sekali menjelang tidur siang.


"NB rutin memberikan obat gemuk penambah nafsu makan kepada korban hingga berat badan korban naik 1 sampai 2 kg per bulan," jelasnya.


Akibatnya, saat obat tersebut diberhentikan, pertumbuhan sang anak terganggu. Di hari kesembilan obat diberhentikan, LK mengaku anaknya menjadi drop dan tak mau makan dan minum.


Sang anak langsung dibawa ke UGD karena drop hingga diopname. Saat itu, dokter berkata anaknya tak memiliki hormon kortisol dan harus disuntikkan hormon tersebut.


"Bayangin gara2 pemakaian obat deksa selama 1 thn yg menekan andrenocorticotropic hormon anakku sehingga tdk bs menghasilkan hormon kortisol tersebut," ujar LK


4 tampilan0 komentar

Postingan Terkait

Lihat Semua

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page