KATA MEREKA: Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa federasi sepak bola Indonesia membutuhkan dana besar untuk pengelolaan dan pengembangan sepak bola nasional. Pada 2025, PSSI menargetkan pendapatan sebesar Rp 650 miliar yang dianggap sebagai angka yang fantastis, namun tetap di bawah kebutuhan negara-negara tetangga yang mencapai Rp 1 triliun.
Erick Thohir menegaskan bahwa dana sebesar itu tidak bisa hanya mengandalkan bantuan pemerintah yang tahun ini sekitar Rp 227 miliar. Oleh karena itu, dukungan pihak swasta melalui sponsorship menjadi krusial.
Dari total dana tersebut, Rp 350 miliar atau 60% dialokasikan untuk kebutuhan tim nasional, di luar kebutuhan futsal dan sepak bola pantai. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk pengembangan fasilitas pendukung, seperti sports science.
Erick menyebutkan bahwa dibandingkan cabang olahraga lain seperti basket dan bulutangkis, yang membutuhkan dana Rp 30-80 miliar, kebutuhan sepak bola jauh lebih besar. Hal ini karena sepak bola memiliki daya tarik yang tinggi di Indonesia dengan jumlah penonton yang besar.
Dalam acara PSSI Partner Summit 2024, Erick mengapresiasi dukungan sponsor yang telah berkontribusi selama ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam membangun sepak bola Indonesia. PSSI berupaya mendekatkan sepak bola ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak, difabel, dan keluarga prasejahtera, dengan misi menjadikan sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa.
"Kami percaya sepak bola lebih dari sekadar pertandingan. Sepak bola mengajarkan nilai-nilai positif seperti kompetisi sehat, kerja sama, dan sportivitas, serta menjadi alat untuk mengangkat martabat bangsa," ujar Erick Thohir.
Dengan target pendanaan yang lebih besar dari tahun sebelumnya, PSSI bertekad memanfaatkan dana tersebut secara efektif dan efisien untuk kemajuan sepak bola Indonesia.
Comments