Kata Mereka: Malang - Tradisi Grebeg Suro masih begitu kental dalam masyarakat Jawa, terlebih bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan maupun kabupaten yang masih memegang erat budaya leluhur. Salah satunya di Kabupaten Malang. Hampir setiap desa merayakan bersih desa maupun tradisi grebeg suro sebagai bentuk rasa syukur terhadap rezeki yang telah mereka raih sepanjang tahun.
Tradisi Grebeg Suro merupakan perayaan tahunan yang memiliki makna penting dalam melestarikan budaya dan tradisi lokal. Pada tahun 2024, perayaan ini kembali digelar dengan berbagai rangkaian acara yang menarik dan meriah, salah satunya yang nampak di desa Banjararum, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang digelar pada hari Minggu (14/07).
Guna melestarikan budaya sekaligus menolak bala’, warga desa membuat serangkaian acara yang dikemas dalam acara “Gebyar Grebeg Suro dan Kirab Budaya 2024”. Acara yang diikuti 30 RT/RW tersebut menampilkan beragam kreatifitas seni budaya.
Kata Mereka: Menurut Sri Pangestu, salah satu warga menyatakan acara grebeg suro ini merupakan acara tahunan yang digelar di desa Banjararum. “ Mulai Tahun 1997 saya pindah disini, acara gini sudah ada mas, hampir tiap tahun diadakan.” Jelas bu Sri.
Bulan Muharam atau bulan Suro dalam kalender Jawa, diyakini sebagian warga sebagai bulan yang sakral. Makanya tidak mengherankan, sejak memasuki bulan Suro sejumlah kegiatan tradisi Grebeg Suro rutin dilakukan warga, yang dikemas dalam bentuk kegiatan bersih desa atau selamatan desa.
Sejarah Grebeg Suro
Sejarah Grebeg Suro dapat kita telusuri kembali pada abad ke-8 Masehi, ketika Kerajaan Mataram Islam berdiri di tanah Jawa. Perayaan ini awalnya merupakan bagian dari upacara agama Hindu-Buddha yang disesuaikan dengan nilai-nilai Islam setelah agama tersebut masuk ke Nusantara.
Sejak saat itu, Grebeg Suro terus bertransformasi dan mengalami penggabungan dengan elemen-elemen budaya lokal, sehingga mencerminkan semangat toleransi dan harmoni antar umat beragama di Indonesia.
Perayaan Grebeg Suro diwarnai dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh warga, tanpa memandang perbedaan latar belakang atau status sosial. Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat Indonesia merayakan keragaman dan memelihara persatuan dalam perbedaan.
Selain itu, Grebeg Suro juga menjadi momen penting bagi para generasi muda untuk belajar dan mengenal nilai-nilai budaya serta menjalin ikatan kebersamaan dengan generasi sebelumnya.
Kata Mereka: Meskipun Grebeg Suro telah ada selama berabad-abad, perayaan ini tetap hidup dan relevan dalam kehidupan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti gotong royong, saling menghormati, dan semangat persatuan, adalah aspek penting dalam membangun bangsa yang kuat dan berdaya saing di kancah global.
Meski terpelihara, namun perayaan grebeg suro juga dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dalam era modern ini. Dalam upaya untuk melestarikan budaya ini, banyak kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah berkolaborasi untuk mempromosikan Grebeg Suro sebagai warisan budaya tak benda (WBtb) Indonesia.
Dalam semangat kebersamaan dan toleransi, perayaan Grebeg Suro telah menjadi simbol penting dalam menyatukan masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang dan keyakinan. Melalui warisan budaya ini, bangsa Indonesia akan terus menghargai sejarahnya dan mengambil inspirasi dalam menghadapi masa depan yang penuh harapan.
Jadi, Seperti apa acara grebeg Suro di tempat kalian ? Spill ya guys. (Did)
Comments