KATA MEREKA: SURABAYA, Ivan Sugianto pelaku intimidasi siswa SMA Gloria 2 Surabaya sepertinya tidak bisa menjalani hidupnya dengan tenang, pasalnya banyak dari warganet yang mulai angkat bicara terkait sepak terjang Ivan sebagai “pengacara” di Polda Jawa Timur.
Pria yang dijuluki papa pudel oleh warganet ini, diduga terlibat dalam pemerasan terkait 86 kasus judi online di Polda Jawa Timur. Menurut informasi yang beredar di media sosial, Melansir unggahan akun @faridhcrb di X, Rabu, 13 November 2024, Ivan disebut punya peran sebagai penyambung lidah di Polda Jatim untuk menangani kasus-kasus tersebut, yang membuat banyak orang curiga bahwa ia merasa memiliki dukungan dari pihak kepolisian.
Salah satu warganet berbagi pengalaman buruk mengenai Ivan, dalam akun X, ia mengungkapkan bahwa ayahnya pernah dipanggil oleh Polda Jatim dan diancam oleh Ivan, saat terlibat judol.
Dalam cerita tersebut, warganet itu menyatakan bahwa Ivan dikenal sebagai penjahat yang melakukan pemerasan. Ia menceritakan bagaimana ayahnya diancam akan dipenjara jika tidak membayar sejumlah uang dengan nominal yang disepakati.
"Papaku pernah kena judol dipanggil ke Polda. Ketemu dia (Ivan) sama Pak Rolly itu, ditakut-takutin kalau nggak bayar bakal dimasukin penjara, bisa sampe 10 tahun katanya," tulis akun tersebut.
Lebih lanjut, netizen tersebut juga menyoroti keterlibatan oknum polisi dalam kasus ini, yang diduga memberikan ancaman secara verbal.
Tudingan warganet ini menambah kompleksitas kasus dan menimbulkan pertanyaan mengenai integritas aparat penegak hukum di Polda Jatim. Dengan semakin banyaknya pengakuan dari korban dan bukti yang beredar, kasus ini berpotensi menjadi sorotan publik yang lebih luas, menuntut kejelasan dan tindakan tegas dari pihak berwenang.
Warganet itu juga mengungkapkan bahwa ada oknum polisi yang mengancam orang tuanya dengan mengatakan bahwa kasus yang dihadapi akan berlarut-larut jika tidak ada "uang besar" yang disetorkan.
Dalam penjelasannya, warganet itu menambahkan bahwa orang tuanya terpaksa harus membayar sejumlah uang untuk menyelesaikan masalah ini. Ia merasa sangat tertekan karena harus mencari pinjaman dari berbagai pihak, baik itu saudara maupun teman, demi memenuhi tuntutan oknum polisi tersebut.
Selain itu, oknum polisi di Polda Jatim juga meminta orang tuanya untuk menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah dimintai uang.
Warganet itu menjelaskan bahwa setelah jumlah uang yang diminta disepakati, orang tuanya diminta untuk menulis surat keterangan yang menyatakan bahwa mereka hanya dipanggil untuk penyuluhan dan tidak mengalami kekerasan fisik atau mental.
Comments