Review : Belzebuth (2017)

Oleh Febrian Issana

Kata Febri 7/10

Film mexico ini berhasil menciptakan atmosfer yang mencekam sejak menit pertama. Adegan pembuka di rumah sakit langsung menetapkan nada gelap dan tak terduga, dengan pendekatan yang berani menangani tema sensitif seperti kematian anak-anak, sangat disturbing.

Salah satu kekuatan film adalah keberaniannya mengangkat tema yang dianggap tabu, seperti kematian anak-anak, yang jarang diangkat dalam film horor mainstream Amerika. Film ini juga mengeksplorasi konflik antara kebaikan dan kejahatan melalui lensa mitologi Kristen, dengan referensi ke kembalinya Mesias dan kehadiran iblis Beelzebub. Narasi ini diperkaya dengan latar budaya Meksiko, yang menghadirkan nuansa autentik melalui penggunaan bahasa Spanyol dan Inggris, serta penggambaran ritual keagamaan yang intens.

Salah satu kelemahan terbesar Belzebuth adalah efek visualnya yang sering kali terlihat murahan. Adegan-adegan supernatural, seperti patung Yesus yang berbicara atau manifestasi iblis, serta muncratan darahnya menggunakan CGI yang kualitasnya rendah, mengurangi intensitas horor yang seharusnya menjadi kekuatan film ini. Efek ini terasa kuno dan tidak sesuai dengan ambisi film untuk menciptakan suasana mencekam.

Tempo film ini juga sering kali terasa tidak konsisten. Bagian awal bergerak terlalu cepat dengan pengenalan tragedi yang terburu-buru, sementara babak tengah terasa lambat dengan dialog yang bertele-tele tentang mitologi iblis. Ketika film akhirnya mencapai klimaks, pengusiran setan yang seharusnya menjadi puncak ketegangan justru terasa klise dan tidak orisinal, mirip dengan banyak film horor Hollywood lainnya.

Tapi overall film ini masih layak untuk dinikmati.

 

Sinopsis :

Detektif Emmanuel Ritter (Joaquín Cosío) diterpa tragedi mengerikan ketika bayinya menjadi korban pembantaian brutal di rumah sakit oleh seorang perawat yang tampaknya dirasuki. Bertahun-tahun kemudian, Ritter, yang masih dihantui trauma, menyelidiki serangkaian pembunuhan massal misterius di perbatasan Meksiko-AS, termasuk penembakan di sekolah dasar. Bersama Vasilio Canetti (Tobin Bell), seorang mantan pendeta dengan masa lalu kelam, Ritter mengungkap keterkaitan kasus-kasus ini dengan kekuatan supernatural yang mengerikan: Belzebuth, iblis kuno yang haus darah anak-anak.

 

 

 

 

 

 

Anda mungkin juga menyukai

Tinggalkan Komentar

POWERED BY

Kata mereka Media interaktif citizen journalism

sebagai cover bothside dalam perubahan

ekonomi politik bisnis lebih baik bersama

komunitas.

Community :

Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda, menampilkan konten yang relevan, serta menganalisis lalu lintas situs. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie sesuai dengan kebijakan privasi kami. Accept Read More